Jumat, 06 Februari 2015

TENTANG PUASA II (lanjutan)


BEBERAPA KESUNAHAN DALAM BERPUASA ADA 3 MACAM : 

1. Menyegerakan untuk berbuka.
Jika memang yakin bahwa matahari telah terbenam, jika ragu maka tidak boleh menyegerakan berbuka. Dan disunahkan untuk berbuka dengan buah kurma, jika tidak ditemukan buah tersebut, maka berbuka dengan air.


2. Mengakhirkan sahur.
selama tidak terjadi keraguan, kemudian tidak boleh mengakhirkan sahur (jika terjadi keraguan), dan sahur sudah bisa didapat dengan sedikit makan dan minum.


3. Meninggalkan perkataan kotor.
Maka bagi seseorang yang berpuasa disunahkan menjaga lisan dari perkataan kadzib, gibah, dan semacamnya, semisal melontarkan kata-kata kotor (jawa= misuhi). jika orang yang berpuasa di lontari kata-kata kotor oleh seseorang, maka ia dengan dua atau tiga kali mengatakan bahwa “saya sedang berpuasa”, adakalanya diucapkan dengan lisan, seperti perkataan Imam Nawawi dalam kitab Adzkar, adakalanya diucapkan dalam hati, seperti keterangan yang telah dinukil oleh Imam Rofi’i dari beberapa imam, kemudian beliau meringkasnya.

LIMA HARI YANG DIHARAMKAN BERPUASA :


• 2 hari raya, yaitu hari raya Idul fitri dan Idul adha.
• Hari Tasyrik, yaitu 3 hari setelah hari raya qurban (yaumu an-nahr).


Dan dimakruhkan dengan makruh tahrim (tidak halal), yaitu puasa dihari syak tanpa adanya sebab yang bersesuaian dengan puasanya. Musonnif memberikan penjelasan sebagian gambaran sebab ini dalam perkataanya, yaitu : kecuali bila hari syak tadi menepati hari berpuasa bagi seseorang yang sudah biasa melakukan puasa sunah, seperti seseorang yang sehari berpuasa dan sehari berbuka puasa, kemudian disaat ia berpuasa bertepatan dengan hari syak, begitu juga dikecualikan lagi bila hari syak bertepatan dengan puasa kodo’ dan puasa Nadzar.


Puasa syak adalah hari/ tgl 30 sya’ban ketika hilal/bulan tidak terlihat dimalam hari tersebut bersama terangnya langit, atau orang-orang bercerita melihatnya dan tidak diketahui bahwa orang yang adil telah melihatnya atau persaksian anak kecil, budak, orang fasik bahwa mereka melihatnya.


KIFAROH DALAM PERSETUBUHAN :


Barang siapa bersetubuh disiang hari bulan ramadhan dengan keadaan sengaja dan ia adalah orang mukallaf/ sudah berkewajiban untuk berpuasa dan sudah berniat dimalam harinya, maka ia berdosa sebab persetubuhannya, karena ia sedang berpuasa. Kemudian ia wajib membayar puasa dan membayar kifaroh, yaitu memerdekakan budak islam, dan dalam sebagian redaksi bahwa budak harus selamat dari aib yang membahayakan dalam perbuatan dan dalam pekerjaan. Jika tidak ditemukan, maka berpuasa 2 bulan berturut-turut, jika tidak mampu, maka memberikan makanan kepada 60 orang miskin atau faqir dan tiap-tiap dari mereka diberi makanan satu mud dari makanan yang mencukupi untuk dibuat zakat fitrah. Jika lemah dari keseluruhannya, maka kifaroh masih tetap dalam tanggungannya, dan ketika ia sudah mampu atas tindakan dari perkara-perkaranya kifaroh, maka ia melaksanakannya.


MENINGGAL MASIH ADA TANGGUNGAN PUASA :


Barang siapa meninggal dan ia masih mempunyai tanggungan puasa ramadhan disebabkan karna udhur, seperti membatalkan puasa karena sakit dan ia tidak sempat mengondok, misalnya ia sakit terus-menerus sehinggan meninggal, maka tiada dosa ditinggalkan, dan ia tidak menyusuli fidyah, sedang jika puasa yg ditingglkan sebab tanpa adanya udzur dan ia belum mengkodo’, maka ia harus memberikan makanan, maksudnya walinya wajib mengeluarkan harta tinggalan mayid dengan perhari puasa yang ditinggalkan adalah satu mud, Dan untuk satu mudnya adalah 1 1/3 ukuran bagdad, dan dengan takaran adalah ½ wadah ukuran mesir. Keterangan mengenai masalah ini adalah menrut qoul jadidnya imam syafi’i, sedang menrut qoul qodimnya adalah, tidak harus tertentu memberikan makanan bahkan boleh bagi wali bila mana ia berpuasa sebagai ganti dari mayit, bahkan yang demikian ini disunahkan seperti keterangan dalam kitab sarah muhaddzab, dan imam nawawi menganggap benar qoul qodim dalam kitab ar-raudhoh dengan mantap.


KAITAN-KAITAN KETIKA TUA, SAKIT, DLL KETIKA BERPUASA :


Adapun laki-laki tua, wanita tua, orang sakit yang tidak bisa diharapkan kesembuhannya, bila ia lemah maka ia tidaklah berpuasa, dan ia wajib memberi makanan dalam tiap harinya satu mud, tidak boleh menyegerakan pemberian tersebut sebelum bulan ramadhan, dan boleh bila pemberian tersebut ditiap-tiap pagi hari bulan ramadhan.
Wanita hamil dan menyusui, jika ia khawatir terjadi bahaya 
(kedhororan) karena dirinya sebab melaksanakan puasa seperti bahaya sakit, maka ia berbuka, dan ia wajib mengkodo’, sedang jika ia khawatir karena anaknya, maksudnya hawatir terjadi keguguran bagi orang hamil dan kawatir sedikitnya air susu bagi orang yang menyusui, maka ia berbuka puasa dan wajib mengkodo’ dan membayar kifaroh yaitu satu mud ditiap-tiap hari puasa yang ditinggalkan.


Wallohu a’lam..........
Catatan mz fa’i

Jum’at, 11-07-2014 ba’dho subuh



SEKILAS TENTANG PUASA DALAM KITAB FATKHUL QORIB 1

Kitab menjelaskan hukum-hukum puasa
كتاب بيان أحكام الصيام

Difinisi puasa

وهو والصوم مصدران معناهما لغة الإمساك، وشرعاً إمساك عن مفطر بنية مخصوصة جميع نهار قابل للصوم من مسلم عاقل طاهر من حيض ونفاس

Lafad syam dan shoum keduanya adalah masdar ditinjau dari bahasa yang berarti menahan, sedangkan ditinjau dari syara’ berarti menahan dari perkara yang membatalkan dengan niat tertentu dalam keseluruhan hari yang menerima untuk berpuasa oleh muslim, berakal, suci dari haid dan nifas

(وشرائط وجوب الصيام ثلاثة أشياء) وفي بعض النسخ أربعة أشياء (الإسلام والبلوغ والعقل والقدرة على الصوم) وهذا هو الساقط على نسخة الثلاثة، فلا يجب الصوم على أضداد ذلك.

Syarat wajib puasa.

Adapun beberapa syarat wajib puasa itu ada tiga macam dan disebagian redaksi lain ada empat macam, yaitu :
1. Islam
2. Balig
3. Berakal
4. Mampu berpuasa

Dan syarat ke empat gugur dalam sebagian redaksi yang mensyaratkan tiga, kemudian puasa tidak wajib atas kebalikan dari yang telah disyaratkan tadi.

(وفرائض الصوم أربعة أشياء) أحدها (النية) بالقلب فإن كان الصوم فرضاً كرمضان أو نذراً، فلا بد من إيقاع النية ليلاً، ويجب التعيين في صوم الفرض كرمضان، وأكمل نية صومه أن يقول الشخص نويت صوم غد عن أداء فرض رمضان هذه السنة لله تعالى (و) الثاني (الإمساك عن الأكل والشرب) وإن قل المأكول والمشروب عند التعمد، فإن أكل ناسياً أو جاهلاً لم يفطر إن كان قريب عهد بالإسلام، أو نشأ بعيداً عن العلماء وإلا أفطر (و) الثالث (الجماع) عامداً وأما الجماع ناسياً فكالأكل ناسياً (و) الرابع (تعمد القيء) فلو غلبه القيء لم يبطل صومه

Fardhu puasa

Beberapa fardhu puasa ada empat macam, salah satunya :

1. Niat dalam hati.

Jika adanya puasa itu puasa fardhu seperti puasa ramadhan atau puasa nadzar, maka wajib menempatkan niat dimalam hari dan wajib menertentukan niat dalam puasa fardhu seperti puasa ramadhan, dan adapun akmal/ lebih sempurna niat orang berpuasa adalah bilamana seseorang mengucapkan lafad:” nawaitu shomaghodin an ada’i fardi romadhona hadihissanati lillahi ta’ala” (saya niat berpuasa hari esok untuk menunaikan fardhu bulan rhamadan tahun ini karna alloh swt).

2. Menahan dari makan dan minum.

Sekalipun makanan dan minuman sedikit ketika dengan kesengajaan, sedangan bila orang yang berpuasa memakan dalam kedaan lupa atau bodoh, maka puasa tidak batal dengan syarat mereka dekat (baru masuk islam) atau hidup jauh dari ulama’, jika tidak demikian maka puasanya batal.

3. Menahan dari bersetubuh dengan menyengaja

Adapun bersetubuh dalam keadaan lupa, maka hukumnya sama seperti memakan dalam kedaan lupa.

4. Menahan dari menyengaja muntah

Apabila muntah yang tidak bisa ditahan(buan dengan menyengaja muntah), maka puasa tidak batal.

(والذي يفطر به الصائم عشرة أشياء) أحدها وثانيها (ما وصل عمداً إلى الجوف) المنفتح (أو) غير المنفتح كالوصول من مأمومة إلى (الرأس) والمراد إمساك الصائم عن وصول عين إلى ما يسمى جوفاً (و) الثالث (الحقنة في أحد السبيلين) وهو دواء يحقن به المريض في قبل أو دبر المعبر عنهما في المتن بالسبيلين (و) الرابع (القيء عمداً) فإن لم يتعمد لم يبطل صومه كما سبق. (و) الخامس (الوطء عامداً) في الفرج فلا يفطر الصائم بالجماع ناسياً كما سبق (و) السادس (الإنزال) وهو خروج المني (عن مباشرة) بلا جماع محرماً كان كإخراجه بيده أو غير محرم كإخراجه بيد زوجته أو جاريته واحترز بمباشرة عن خروج المني بالاحتلام فلا إفطار به جزماً (و) السابع إلى آخر العشرة (الحيض والنفاس والجنون والردة) فمتى طرأ شيء منها في أثناء الصوم أبطله

Hal-hal yang membetalkan puasa

Adapun Perkara orang yang berpuasa batal karenanya itu ada sepuluh perkara :

1. pertama dan 2. kedua
Menyengaja memasukkan sesuatu kedalam lubang tubuh yang terbuka atau selain terbuka, seperti samapainya luka pada kepala. Dan yg dikehdaki adalah menahannya orang puasa dari sampainya sesuatu kedalam tubuh yang dinamai dengan jauf (lubang anggota tubuh).

3. Ketiga
Memasukkan obat kedalam dua jalan yaitu memasukkan obat yang diobatkan orang sakit kedalam kubul (jalan depan) atau dubur (jalan belakang) yang mana keduanya dalam kitab matan dibuat istilah kata sabilaini (dua jalan) .

4. Keempat
Muntah dengan menyengaja, jika tidak dengan menyengaja maka puasanya tidak batal seperti keterangan telah lewat.

5. Kelima
Mewati/ memasukkan kelamin dalam farji dengan menyengaja, maka tidak batal sebab bersetubuh dalam keadaan lupa seperti keterangan telah lewat.

6. Keenam
Inzal, yaitu keluar mani dari persentuhan kulit yang diharomkan tanpa melalui persetubuhan seperti keluarnya mani dengan tangan sendiri atau yang tidak diharomkan seperti keluarnya mani dengan tangan istri atau tangan budak wanitanya. Dan pengarang mengecualikan keluar mani dari sebab pertemuan kulit yaitu puasa tidak batal sebab ihtilam (mimpi keluar mani).

7. _ 10 Ketuju sampai kesepuluh
Haid, nifas, gila, murtad dan kapanpun hal baru yang terjadi dari padanya (haid, nifas, gila, murtad) dalam tengah-tengah orang sedang berpuasa maka akan membatalkan puasanya.

Terjemah kitab fathul al-qorib
Oleh, Mz fa’i
Malam selasa, 24-06-2014
Pukul 20.00 sampai selesai
Semoga bermanfaat <<<<< Amin>>>>>>>>>>>>>>
Wollohu a’lam……………………………………………