1. Sebagai pemanfaat dan penjaga kelestarian alam.
Alloh telah melengkapi
manusia dengan potensi-potensi rohaniah yang lebih dari pada mahluk-mahluk
hidup yang lain, terutama potensi akal. Maka manusia juga dibebani tugas,
disamping tugas dengan mohemanfaatkan alam ini dengan sebaik-baiknya dengan
memelihara dan melestarikan alam ini dan dilarang untuk merusaknya. Firman
Alloh:
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الأرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ
فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ١٠
Artinya:
Apabila telah
ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia
Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS. Al-jum’ah:
10)
كُلُواْ وَاشْرَبُواْ مِن رِّزْقِ اللَّهِ وَلاَ تَعْثَوْاْ فِي الأَرْضِ
مُفْسِدِينَ
Artinya:
Makan dan minumlah
rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kalian berkeliaran di muka bumi dengan
berbuat kerusakan.] (QS. Al-baqoroh: 60)
2. Sebagai Peneliti alam.
Alloh memerintahkan
kepada manusia agar menggunakan akalnya, untuk mempelajari alam semesta dan
dirinya sendiri, di samping untuk kemanfaatan hidupnya, juga untuk menggunakan nama
Tuhannya yang telah menciptakan dirinya (beriman kepada Alloh).
Sebagaimana Firman Alloh SWT:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ
وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ
وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ
بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ
وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ
يَعْقِلُونَ
Artinya:
Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang
berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah
mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan
pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh
(terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
(QS. Al-Baqoroh: 164) 3. Sebagai Khalifah (pemimpin) di muka bumi
Manusia diberi
kedudukan oleh Tuhan sebagai pemimpin, pengatur kehidupan di muka bumi ini.
Sebagaimana Firman Alloh:
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلائِفَ الأرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ
بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ
الْعِقَابِ وَإِنَّهُ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
Artinya:
Dan Dialah yang
menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu
atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang
diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya, dan
sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-An’am:
165) 4. Sebagai mahluk yang paling tinggi dan paling mulia
Sebagaimana Firman Alloh:
لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي أَحْسَنِ
تَقْوِيمٍ
Artinya:
“Kemudian kami
kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya.” (QS. At-Tin:4)
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ
وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ
وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلا (٧٠
Artinya:
Dan Sesungguhnya
telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di
lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka
dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan.(QS: Al-Isra’ : 70)
5. Sebagai hamba Alloh.
Firman Alloh:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا
لِيَعْبُدُونِ
Artinya:
Dan aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS.
Az-Zariat: 56)
أَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ
أَسْلَمَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ
يُرْجَعُونَ
Artinya:
Maka mengapa mereka
mencari agama yang lain selain agama Allah, padahal apa yang di langit dan di
bumi berserah diri kepada-Nya, baik dengan suka maupun terpaksa, dan hanya
kepada-Nya mereka dikembalikan. (QS. Ali-Imron: 83)
6. Sebagai mahluk yang bertanggung jawab.
Setelah dengan
kemampuan akalnya mausia meneliti dunianya dan dirinya sendiri, dan
kemudian mengerti bahwa hakikat diciptakannya manusia dan alam semesta ini
semata-mata untuk menyembah Tuhan, sebagai konsekuensi mendapatkan kedudukan yang
istimewa oleh tuhan pada manusia seperti tersebut di atas, maka manusia
juga dituntut untuk bertanggung jawab terhadap apa-apa yang telah
dilakukan di atas dunia ini, kelak di akhirat. Firman Alloh dalam QS. An-Nur:
24-25.
7. Sebagai mahluk didik dan didik.
#edisi_filsafat pendidikan _ islam
https://www.facebook.com/notes/cinta-karena-alloh/kedudukan-manusia-di-muka-bumi/1530514167162522
#edisi_filsafat pendidikan _ islam
https://www.facebook.com/notes/cinta-karena-alloh/kedudukan-manusia-di-muka-bumi/1530514167162522