Minggu, 05 Oktober 2014

Membuat bangunan pada pemakaman





فتح المعين - (ج 2 / ص 120)
 ( وكره بناء له ) أي للقبر ( أو عليه ) لصحة النهي عنه بلا حاجة كخوف نبش أو حفر سبع أو هدم سيل
 ومحل كراهة البناء إذا كان بملكه فإن كان بناء نفس القبر بغير حاجة مما مر أو نحو قبة عليه بمسبلة وهي ما اعتاد أهل البلد الدفن
فيها عرف أصلها ومسبلها أم لا أو موقوفة حرم وهدم وجوبا لأنه يتأبد بعد انمحاق الميت ففيه تضييق على المسلمين بما لا غرض فيه
Makruh membangun tembok baik untuk liang kubur maupun diatasnya karena hadist sohih yang melarangnya,_tanpa adanya hajat seperti khuatir pembongkaran, penggalian binatang buas, runtuh karena aliran air. Dan tem pat kemekruhan pembangunan tersebut di tanah miliknya, jika pembagunan tanpa adanya hajat seperti kasus diatas dilakukan ditanah musabbalah yakni: sebidang tanah yang disediakan penduduk suatau balad untuk mengubur mayit, baik diketahui asal mula pemilik atau orang pemusabbalahnya atau tidak, atau dilakukan ditanah pewakafan, maka hukumnya haram dan wajib dihancurkan/ dibongkar. Karena bangunan tersebut menjadi permanen setelah mayit membusuk dan punah,yang mana berarti mempersempit tanah buat kaum muslimin, sedangkan tanpa adanya keperluan


فتح المعين - (ج 2 / ص 120)
 ( وكره بناء له ) أي للقبر ( أو عليه ) لصحة النهي عنه بلا حاجة كخوف نبش أو حفر سبع أو هدم سيل
 ومحل كراهة البناء إذا كان بملكه فإن كان بناء نفس القبر بغير حاجة مما مر أو نحو قبة عليه بمسبلة وهي ما اعتاد أهل البلد الدفن
فيها عرف أصلها ومسبلها أم لا أو موقوفة حرم وهدم وجوبا لأنه يتأبد بعد انمحاق الميت ففيه تضييق على المسلمين بما لا غرض فيه
Makruh membangun tembok baik untuk liang kubur maupun diatasnya karena hadist sohih yang melarangnya,_tanpa adanya hajat seperti khuatir pembongkaran, penggalian binatang buas, runtuh karena aliran air. Dan tem pat kemekruhan pembangunan tersebut di tanah miliknya, jika pembagunan tanpa adanya hajat seperti kasus diatas dilakukan ditanah musabbalah yakni: sebidang tanah yang disediakan penduduk suatau balad untuk mengubur mayit, baik diketahui asal mula pemilik atau orang pemusabbalahnya atau tidak, atau dilakukan ditanah pewakafan, maka hukumnya haram dan wajib dihancurkan/ dibongkar. Karena bangunan tersebut menjadi permanen setelah mayit membusuk dan punah,yang mana berarti mempersempit tanah buat kaum muslimin, sedangkan tanpa adanya keperluan

Tidak ada komentar: